Indahnya Bila Melihat Dunia Dengan Seyuman

2.05.2008

Saat itu wanita manis terbangun dari tidur malamnya, mata nya masih sayu, di edarkan tatapannya ke seluruh ruangan, desiran angin malam memenuhi ruangan kamarnya, kecil, lembab, dan rapi. Setelah dia puas mengedarkan tatapannya ke segala arah, bibir kecilnya mengecap istigfar, dihela nafasnya, lalu bangun dan berdiri. Di langkah kan kaki kecil nya menuju dapur, dimana dia akan membersihkan diri dengan berwudhu. Dia melewati kamar adik kecilnya, menghampiri.

“ Dik ! bangun yuk, kita sholat tahajud bersama ? “, dibelai rambut adiknya tiga kali.

“ Iya, kak 5 menit lagi”, mata kecilnya masih memejam, sungguh lucu.

Wanita itu tersenyum sesaat, setelah itu melanjutkan tujuan nya untuk berwudhu. Melangkah lagi, dan kali ini melewati kamar orang tuanya, diketukkan pintu kamar sebanyak tiga kali, lalu melanjutkan langkahnya. Sudah jadi hal yang biasa di rumah ini, bila sudah saat nya tahajud dia membangunkan seisi rumah.

“ Bila ayam bisa sholat tahajud, pasti aku bangunkan”, begitu gurau wanita manis itu.

Dibacanya doa niat berwudhu, lalu dengan gerakan perlahan dia membelai air, seakan saat itu kotoran di seluruh tubuhnya jatuh bersama air wudhu. Setelah selesai dia membaca doa selesai wudhu, lalu melangkah kembali ke ruang tengah, sudah terlihat kedua orang tua yang duduk bangku panjang, sambil menikmati udara malam pada saat itu, adik kecilnya masih belum bangun juga. Sesaat juga dia langsung menuju kekamar si adik, tapi si adik sudah tidak ada, dia sempat bingung sedikit, namun ada suara air di kamar mandi.

“ Mungkin dia sedang berwudhu”, begitu pikirnya.

Digelar sajadah bermotif Ka’bah yang dirajut indah mengikuti kontur khas dari bahannya, terasa nyaman saat-saat kening menempel di sajadah itu, setiap wanita manis itu pergi jauh, bawaan wajib adalah sajadah itu, sajadah itu diberikan oleh Bibi yang sudah pernah ke Mekkah, dan ini lah oleh-oleh yang pantas untuknya.

Di sambat mukena yang ditumpuki di bawah sajadah, perlahan dia memakai, subhanallah terlihat anggun dengan wajahnya, ditambah dengan jahitan khas bunga-bunga.

Dengan mengawali dengan doa niat dia memluai sholat malamnya, begitu tenang, bersahaja dan penuh dengan penghayatan seolah dia bercakap-capap dengan penciptanya. Setelah semua selesai dia membaca syahidul istighfar lalu berdoa.

Ya Allah yang maha mengetahu hati setiap makhluk-makhlukMu, jauhilah aku dari sifat yang dapat mendustakan NikmatMu Ya Rabb, yang dimana tertuang dalam Qalam mu, Fabbiayyi Alla Irobbikuma Tukaziban ?, Nimat apalagi yang engkau dustakan ?, berikanlah aku cahaya terang pada saat semua Nya gelap, bawalah aku dalam pelukan aku, pertemukan aku dengan diriMu dengan cara yang baik, sebagaimana tertulis dalam kitabMu, bahwa kami akan melihatMu di padang mahsyar, sebagaimana kita melihat matahari di langit, namun jangan jadikan aku menjadi rupa yang buruk, karena kelalaianku, Ya Allah yang Maha membolak-balikkan hati pertemukanlah kembali keluarga ini dalam Jannah Mu, dimana suatu saat kita tersenyum bersama dalam ridho Mu, jauhi aku dari api neraka Mu, aku yakin tidak ada makhluk yang kuat setengah detik didalam sana, Rabbana atiina fiddunya hasanah, wafil akhiroti hasanahtawwakina adzabannar. Lengkapilah langkahku pada saat aku mencari Ridho Mu dengan rahmat dan pahala ya Allah, sesungguhnya hanya Engkau lah aku meminta pertolongan dan menyembah. Amin Ya Allah”, wanita itu mengakhiri sholat malamnya dengan sujud syukur karena dia masih bisa memiliki apa yang tidak dimiliki orang lain.

Setelah selesai dia mengambil handphone untuk meng-SMS teman-teman yang sudah berpesan untuk meminta dia membangunkan via SMS, tak jarang banyak yang berpesan seperti itu, entah kenapa itu sudah menjadi suatu kebiasaan untuk dia dan teman-temannya.

Dia keluar kamar, lalu melihat Ibu dan Ayah sedang berjamaah dengan si Kecil mengekor di samping Ibu, sungguh menggemaskan, dia duduk dibangku sambil membaca buku Best Seller “La Tahzan”, buku yang menggetarkan jiwa dan penuh dengan motivasi, pikirnya.

“ Kak, sudah makan belum ?”, Ibu bertanya setelah salam pada shalat malamnya.

“ Belum, bu, tadi kan Kakak tidur duluan sebelum Ibu dan Ayah pulang kerumah”, sudah tak asing lagi bagi keluarga ini, untuk berkomunikasi pada saat matahari belum terbit, mungkin karena kesibukan orang tuanya, bahkan si Kecil pun sudah terbiasa akan hal itu, sungguh berbeda dari keluarga lain, “tapi beginilah cara kami bermokunikasi”, begitu pikir wanita manis, yang kesehariannya sangat sederhana. Dia merasa sebagai contoh dari si Kecil, bahkan si Kecil pernah di ceritakan kisah tentang Rasullullah, terlihat sangat antusias sekali. Pernah di sekolah, sang guru bertanya pada murid-muridnya.

“ Siapa idola kalian anak-anak ?”, gurunya berseru dengan senyuman.

“ Ep Ceee ( F4 ) Pak !”

“ Paasaaaa Pak ( vokalis Ungu ) ! “

“ Tubasa Pak ( Captain Tsubasa ) !

Begitulah celetuk para siswa/i kelas 2 SD, namun si Kecil menjawab.

“ Rasullullah Pak ! “, guru nya sempat terdiam dan menelan ludah, sedangkan teman sebangkunya bertanya-tanya dalam hati siapa Rasullullah itu. Memang sangat lucu.

Walaupun keluarga wanita manis itu agak berbeda dari keluarga lainnya, tapi dia merasa senang saat-saat dimana bisa berbincang dengan keluarganya dimana semua orang rata-rata masih tidur. This my family, this is my life, and i proud.

Mohamad Fakhri

30 Januari 2008

With Smile

In My Old Room’s

20 : 41

0 komentar:

About Me :

Foto saya
Just a Simple man, with simply needs, and simply smile, but have a BIG DREAMS.

Write Your Comment Here :

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Kamu Pengunjung Ke :

Cari Di Arsip :